Senin, 19 Desember 2011

Tauhid Nabi SAW



Tauhid dalam pandangan Rasulullah Muhammad SAW
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat?

Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah ….(Shahih Muslim No.267)

 Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Ya! Kemudian beliau melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak akan terhalang melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan. ... (Shahih Muslim No.269)
_________________________________________________
Dari dua Hadits di atas jelas bahwa Rasulullah SAW memberi ketegasan bahwa mahluk pada akhirnya akan melihat Wujud Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa yang sesungguhnya tanpa terhalang HIJAB.Apa yang ingin dibayangkan akal tentang wujud Allah SWT ?...tetaplah pada Konsep bahwa Wujud Allah SWT itu belum bisa di bayangkan sebelum Allah SWT menunjukkan Diri-Nya kepada mahluk- Nya,jangan samakan Dia dengan manusia dan jangan sifati Dia seperti sifat Manusia,karena manusia itu tidak tahu menahu.

Jadi jelas,bahwa Rasulullah SAW membedakan antara Pencipta dan Ciptaan / antara Khalik dan Mahluk.

Tidak pula Rasulullah SAW pernah berkata bahwa Tuhan itu bisa berada dimana-mana.Tuhan itu bisa menyatu dengan Mahluk atau Mahluk itu bagian dari Tuhan terutama manusia,tidak ada perkataan beliau yang seperti ini.

Dari hadits di atas,jelas bahwa Tuhan di mata Rasulullah SAW adalah "Karakter Individu".hanya ini kosa kata yang saya punya,apakah penyebutan ini pantas untuk Tuhan ?....mungkin ada kosa kata yang lain yang lebih baik,silahkan.

Tuhan akan bertemu manusia pada akhirnya,janganlah membayangkan pertemuan ini seperti pertemuan Nabi Musa dan Tuhan di bukit Thuur,dimana Tuhan hanya menunjukkan suara-Nya.itu adalah fenomena di dunia,manusia belum bisa melihat Tuhan-nya hingga Tuhan memakai cara seperti itu kepada Nabi Musa.

Manusia di dunia ini ibarat telur ayam yang tidak bisa melihat ayam-ayam disekitarnya.ia ibarat bayi yang baru lahir,usianya belum cukup sampai 40 hari,hingga matanya belum bisa melihat ibu bapak dan orang-orang disekitarnya.
Untuk melihat malaikat saja manusia belum bisa,apalagi melihat Tuhan.tampaknya ada proses panjang hingga tibanya pertemuan itu.dan proses panjang itu sudah merupakan kodrat perjalanan manusia yang dimulai dari bumi ini.
----------------------------------------------
Apakah yang dimaksud dalam surah berikut :
---
" dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." ( Al-Ikhlas : Ayat : 4 )
---
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Asy Syuura : 11)
---
Tidak seorangpun yang setara : Jelas dengan segala hal yang ada pada-Nya,Tuhan samasekali tidak setara dengan segala yang ada pada ciptaan-Nya.

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia" :

Tidak ada sesuatu pun yang serupa : Tuhan tidak serupa dengan segala ciptaan-Nya.kata serupa disini bisa memiliki banyak makna :

Tidak Serupa  = Ia tidak serupa dengan rupa manusia / wujud fisik manusia,malaikat dan jin.maksudnya disini adalah bahwa dari seluruh rupa manusia yang ada,rupa malaikat dan rupa jin,hanya Tuhan sendiri yang berbeda rupanya.Ia tidak sama dengan segala rupa yang ada dari ketiga mahluk tersebut,disini hanya tiga mahluk yang dipakai karena hanya tiga mahluk ini yang pantas menjadi perbandingan karena kesempurnaan penciptaannya.tidak untuk gol.hewan apalagi dibawahnya.
 Bagaimanapun sempurnanya rupa manusia,malaikat dan jin,maka Tuhan memiliki rupa yang berbeda,Ia "Maha Sempurna" dalam segala hal,apalagi kalau hanya dalam soal rupa.

Tidak serupa = Ia tidak serupa dengan segala Dzat Ciptaan-Nya.Tuhan adalah dzat-Nya sendiri,yang berdiri sendiri.mahluk adalah dzatnya sendiri yang tidak bisa berdiri sendiri,yang harus terus dipelihara oleh Tuhan.

Tidak serupa = Ia tidak serupa dalam hal Kuasa,Ia adalah "Maha" Kuasa.Ia Maha Mengetahui karena Ia adalah puncak pengetahuan itu,Ia Maha Mendengar jika Ia berkehendak,Maha Melihat jika Ia berkehendak,dan dengan segala yang ada pada-Nya Ia adalah "Yang Maha"  dalam segala sifat dan kuasa-Nya,amat-amat jauh dari segala Mahluk-Nya.

Termasuklah disini bahwa Tuhan itu tidak serupa dan tidak setara dengan Nur ciptaan-Nya.karena bagaimanapun Nur adalah Mahluk,Nur adalah ciptaan.

Dimanakah kita bisa menyangka Nur berada ?..ada didekat ular lehermu kata suatu ayat dalam Al-Qur’an.Nur ada didekat anda,ada di sekitar anda,bahkan Nur ada di dalam pori-pori seluruh dzat atomik di tubuh anda.Kondisi ini di gambarkan dalam Al-Qur’an demikian :
Surat Al Hadid 5 :
 “Dan Dia (Allah) bersama kalian dimana kalian berada.”
-----------Artinya bahwa,Tuhan menyertai manusia dimanapun ia berada melalui Nur ciptaan-Nya.
Surat Qaaf 16 :
yang artinya: “Dan Kami lebih dekat kepadanya (hamba) daripada urat lehernya sendiri.
-----------Artinya bahwa,Tuhan lebih dekat pada manusia daripada yang disangkanya,Tuhan lebih dekat pada manusia melalui Nur ciptaan-Nya.
[ dalam kata “KAMI”,Tuhan tidak sindiri,melainkan menunjuk Nur atas nama-Nya]

Kedua ayat diatas menyatakan dekatnya kita pada pengawasan Tuhan.Tuhan mengawasi kita melalui kuasa Nur ciptaan-Nya.adapun keberadaan Tuhan sendiri dimana ?..kita tidak tahu.terserah pada Tuhan dimana Ia mau berada,mungkin didalam dimensi Alam Semesta mungkin juga di luar dimensi Alam semesta.mungkin juga Tuhan sedang berada di dekat anda,mengawasi anda dengan segala perilaku anda.jangan khawatir,Tuhan Maha Penyayang.tidak ada satupun mahluk yang tidak Ia sayangi.termasuk yang disebut agama sebagai orang kafir sekalipun,hanya saja orang kafir itu tidak menyadari,kalau ia menyadari,mungkin ia tidak akan berbuat jahat.tapi itulah ciptaan,saya kira Tuhan memiliki segala toleransi terhadap kesalahan Mahluknya.ini fikiran saya dalam porsi mahluk.oleh sebab itu Islam hanya memusuhi manusia yang memusuhi agamanya,kalau manusia yang tidak memusuhi agama Islam,maka wajib bagi Islam memelihara kemerdekaannya yang merupakan hak asasi,hak yang diberikan Tuhan semenjak lahirnya manusia di dunia.

Pada akhirnya,kita yang berada di dalam dimensi Alam Semesta ini adalah berada dalam pemeliharaan Nur.bukan oleh Tuhan secara langsung.segala catatan kegiatan mahluk ada pada Nur.konsepnya seperti log file dalam computer.di syari’at hal ini di sebut Buku Lauh Mahfuz,Sijjin dan Illiyyiin,namun semua itu adalah perumpamaan sebagai buku saja agar mudah di fahami manusia,karena sebenarnya Lauh Mahfuz,Sijjin dan Illiyyiin tidaklah sederhana seperti buku.segala dosa walau itu sekecil apapun,akan tercatat oleh Nur,sehingga ketika waktu Hisab tiba,maka semua parameter azab itu di ambil dari catatan tersebut.
----------------------------------------
Catatan :

Ada kemungkinan orang menyangka bahwa Nur adalah Tuhan,tidak samasekali.Nur adalah Nur,ia adalah satu kesatuan dzat tunggal yang berbeda dari dzat Tuhan dan berbeda dari dzat mahluk lainnya.Nur bukanlah dzat atomik.Nur adalah dzatnya sendiri.dan dzat atomik adalah merupakan bagian dari dzat Nur,dimana dzat atomik ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa berada di dalam Nur.Nur adalah satu kesatuan dzat tunggal yang berfungsi seperti udara yang melingkupi atau membungkus dimensi Alam Semesta,sehingga seluruh komponen Alam Semesta yang merupakan dzat atomik bisa hidup dan berkembang.galaksi,nebula dan segala hal didalamnya adalah merupakan dzat atomik.
Nur adalah dzat yang bisa berdiri sendiri ( di ruang tak bertepi,ruang yang berada di luar dimensi alam semesta),mirip dengan dzat Tuhan yang berdiri sendiri,akan tetapi dzat Nur adalah dzat Nur,dzat Tuhan adalah dzat-Nya sendiri.Nur samasekali berbeda dengan Tuhan dalam wujudnya.wujud Nur serupa udara yang berada dimana saja didalam ruang Alam Semesta,dan wujud Tuhan tidak demikian.
Nur bagaimanapun adalah mahluk,walau bagaimanapun besarnya kuasa yang diberikan padanya,Nur tetaplah ciptaan,dan ciptaan tetaplah memerlukan pemeliharaan penciptanya,Tuhan.
Kemudian,dzat atomik adalah dzat yang hanya bisa hidup di dalam Nur,dzat atomik tidak bisa berdiri sendiri ( di ruang tak bertepi,ruang yang berada di luar dimensi Alam Semesta ).

Secara umum ada tiga dzat di maya pada ini :
1.      Dzat Tuhan
2.     Dzat Nur
3.     Dzat Atomik
Nama primitifnya adalah : Api,Air,Udara dan Tanah,empat kelompok dzat ini yang lebih dulu dikenal manusia sebelum kemudian di sebut atom.
Dzat Atomik, merupakan bagian dari Nur,atau kalau bisa disebut demikian : "bahwa dzat atomik adalah fragmen dari Nur".dzat atomik di ciptakan dari satu sumber,yakni dzat Nur,adapun Nur adalah dzat yang di ciptakan dengan kalimat,jadi maka jadilah,Nur adalah dzat yang diciptakan tanpa sumber,ini kuasa Tuhan yang tidak bisa di fahami manusia,dimana manusia kalau mencipta pasti memerlukan sumber.padahal sebenarnya kata mencipta adalah mengadakan dari keadaan tidak ada menjadi ada,ini hanya kuasa Tuhan.manusia itu sebenarnya tidak mencipta,tetapi merubah satu wujud ke wujud yang lain.apa yang tidak ada bagi manusia belum tentu tidak ada bagi Tuhan.batas jangkauan dzat atomik telah di tentukan.manusia adalah dzat atomik dengan segala keterbatasannya baik jangkauan interaksinya dengan lingkungan maupun jangkauan akalnya.
----------------------------------------------
Firman Allah SWT ,
Saba :

41. Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin[1242]; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".

[1242]. Yang dimaksud jin di sini ialah jin yang durhaka ialah syaitan.
Al-An'aam :

100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah- lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.

[495]. Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra- putra Allah. Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.

112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[499]. Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.
Ash-Shaaffaat :

158. Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka ),
__________
Hulul dan Wahdatul Wujud dengan budaya Manunggaling Kawulo Gusti- nya,adalah lebih tepat kalau di arahkan pada ayat- ayat diatas.bahwa yang mereka anggap Tuhan,tidak lain adalah Jin yang durhaka,yang sering disebut Iblis atau Syaitan.mereka yang berada dalam faham Hulul dan Wahdatul Wujud, adalah orang-orang yang terperangkap oleh konsep ketuhanan yang bukan konsep ketuhanan ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
---------------
[ Kutipan :  ]

Perkataan Ibnu ‘Arabi : “Sesungguhnya seseorang ketika menyetubuhi istrinya tidak lain (ketika itu) ia menyetubuhi Allah !” (Fushushul Hikam).
 “Maka Allah memujiku dan aku pun memuji-Nya, dan Dia menyembahku dan aku pun menyembah-Nya.” (Al Futuhat Al Makkiyyah).[4]

Apakah anda terkejut dengan perkataan Ibnu Araby ini ?..ada apa dengan pola fikir Ibnu Araby hingga tega berkata demikian ?...

Perkataan Al-Hallaj :
“Aku adalah Engkau (Allah) tanpa adanya keraguan lagi
Maha suci Engkau Maha suci aku Mengesakan Engkau berarti mengesakan aku
Kemaksiatan kepada-MU adalah kemaksiatan kepadaku
Marah-Mu adalah marahku Pengampunan-Mu adalah pengampunanku “
(Diwanul Hallaj hal. 82)
“Kami adalah dua ruh yang menitis jadi satu
Jika engkau melihatku berarti engkau melihat-Nya
Dan jika engkau melihat-Nya berarti yang engkau lihat adalah kami” (Ath Thawaasin hal. 34)

Ada apa dengan fikiran / akal Al-Hallaj diatas ?...

Perkataan Abu Yazid Al Busthami :
”Paling sempurnanya sifat seseorang yang telah mencapai derajat ma’rifat adalah adanya sifat-sifat Allah pada dirinya. (Demikian pula) sifat ketuhanan ada pada dirinya.” (An Nuur Min Kalimati Abi Thaifut hal. 106 karya Abul Fadhl Al Falaki)
Maka diapun mengungkapkan keheranannya dengan berujar: “Aku heran kepada orang-orang yang mengaku mengenal Allah, bagaimana mereka bisa beribadah kepada-Nya?!
Lebih daripada itu, dia menuturkan pula akidah ini kepada orang lain tatkala seseorang datang dan mengetuk rumahnya. Dia bertanya: “Siapa yang engkau cari? Orang itu menjawab: “Abu Yazid.” Diapun berkata: “Pergi! Tidaklah yang ada di rumah ini kecuali Allah.” (An Nuur hal. 84)

Ada apa pula dengan fikiran / akal Abu Yazid diatas ?....

[ Sumber dikutip dari Dakwah Islam As-Salafy ]
---------------------------------------

Saya kira tokoh-tokoh besar di atas terjebak dalam Hidayah,beliau2 lupa akan perkataan Rasulullah Muhammad SAW :
" Sesungguhnya Iblis bisa berjalan di dalam tubuh manusia seperti berjalannya aliran darah"

Para tokoh besar itu terkecoh akalnya oleh entitas yang disebut Rasulullah SAW diatas.bukannya entitas ini keluar dari tubuh beliau2,malah sebaliknya entitas ini bermukim dengan nyaman di dalam tubuh mereka.itu sebabnya mereka bisa mengaku sebagai Al-Haq / Tuhan.karena pengaruh entitas ini tidak bisa hilang dari dirinya,akalnya telah terkunci,perasaannya telah terbuai.mereka adalah gambaran manusia yang gagal dalam Hidayah.
---------------------------------------
Hidayah adalah termasuk sebagai Rahmat,janganlah sampai manusia yang diberi hidayah itu "tersesat setelah mendapat petunjuk" ( peringatan dari Al- Qur'an ).apalagi hidayah ini adalah permintaan sendiri yang di upayakan lewat tarikat dan sebagainya.perhatikan kembali ancaman kesesatan yang besar bagi manusia dibawah ini :

Al-Anbiyaa' : 29
Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya aku ( manusia ) adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam , demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.

Ayat ini telah dilanggar dengan semena-mena oleh tiga tokoh di atas …siapa lagi tokoh selain mereka ?...ada apa dengan akal manusia hingga sampai seperti ini ?...tokoh besar jatuh !...

Az-Zukhruf : 15
“Dan mereka (orang-orang musyrikin) menjadikan sebagian hamba-hamba Allah sebagai bagian dari- Nya . Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata.”

Ayat ini telah dilanggar dengan semena-mena oleh pengikut tiga tokoh diatas…siapa lagi pengikut tokoh yang lain yang sefaham ?...ada apa dengan umat ini ?...semudah itu mengambil pengganti nabinya !.

" Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya ( Al-Qur'an dan Al- Hadits ) maka tertolak". (HR. Bukhari) ]
__________________________
Pertemuan Tuhan dan Manusia :
Ada dugaan dalam fikiran,bahwa manusia itu kalau mau bertemu Tuhan,maka manusia harus melewati banyak fase perkembangan dalam roh-nya.fase-fase ini akan membuat roh menjadi mapan dan memenuhi syarat untuk bertemu Tuhan-nya.jika di umpamakan seperti fase metamorphosis ulat hingga menjadi kupu-kupu,maka kemungkinan pola seperti ulat ini terjadi pada manusia.rahasia metamorphosis manusia itu terdapat pada roh- nya.metamorphosis pada manusia tidaklah harus seperti ulat dan kupu- kupu,yang mengalami metamorphosis adalah komponen yang membangun struktur roh,perkembangan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan panca Indra,yang semakin hari semakin meningkat ketika melintasi persinggahan demi persinggahan dan hijab demi hijab.jika demikian apakah istilah metamorphosis sudah tepat ?..,mungkin ada istilah lain yang lebih tepat,tapi apalah artinya sebuah istilah kalau kita bisa memahami polanya.
Sebagai sikap yang positif,maka sebaiknya kita tidak pernah membayangkan atau berprasangka bahwa Tuhan tidak akan pernah bisa di lihat oleh mahluknya seperti manusia atau manusia tidak akan pernah bertemu Tuhan.prasangka seperti ini bisa menjurus pada pola penafsiran akan Tuhan yang melanggar Konsep Ketuhanan yang di anut Rasulullah SAW seperti yang tertulis di awal.
-------------------------------------
Kesimpulan :
Tuhan dalam pandangan Rasulullah Muhammad SAW,adalah Karakter Individu.Tuhan tidak seperti yang di maksud sebagian orang,dimana Tuhan adalah dzat yang berada di mana saja dalam dimensi alam semesta.yang berada dimana saja dalam dimensi alam semesta adalan Nur.

Tidak pula bahwa Tuhan itu bisa menjelma dalam dalam definisi perwujudan seperti sangkaan sebagaian orang dimana Tuhan bisa muncul di dunia dalam wujud manusia atau seperti manusia lalu berinteraksi dalam kehidupan sosial manusia,tidak samasekali.Ajaran Islam samasekali tidak mentolerir hal ini.
Tidak pula bahwa Tuhan itu bisa menyatu dengan manusia,dimana Tuhan dedefinisikan seperti roh ( roh dalam sangkaan manusia seperti wujud asap atau udara,dasar sangkaan ini tidak ada kecuali meng-ada-ada ).ini adalah sangkaan Al-Halajj di atas.

Konsep Manunggaling / Hulul dan wahdatul wujud adalah konsep satanik.yang di sangka sebagai Tuhan disini adalah entitas yang disebut Rasulullah SAW dengan sebutan Iblis.di tulis kembali hadits tsb :
"Sesungguhnya Iblis bisa berjalan didalam tubuh manusia sebagaimana berjalannya aliran darah".
Jadi konsep manunggaling,hulul dan wahdatul wujud atau apapun namanya,adalah konsep penyatuan dengan entitas Iblis yang di sebutkan dalam hadits di atas,ini sudah jelas.
Konsep Manunggaling,hulul dan wahdatul wujud adalah konsep para penyembah Jin.dalilnya sudah jelas disebutkan diatas terutama dalam surah Saba : 41, atas dasar Surah Al-Anbiya : 59,Az-Zukhruf : 15 dan Hadits Riwayat Bukhari.tidak ada tawar menawar lagi.
---------------------------------

Demikian,semoga bermanfaat.
Tulisan ini bisa benar dan bisa tidak menurut anda,terserah pada anda.
Trims.____________ht@2011



Contacts :

Email : djibreell@gmail.com