Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan
kami pada hari kiamat?
Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di
malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw.
bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan?
Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Seperti
itulah kalian akan melihat Allah ….(Shahih Muslim No.267)
Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah
saw. bersabda: Ya! Kemudian beliau melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat
matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah
kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit
pun? Kaum muslimin menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda:
Kalian tidak akan terhalang melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana
kalian tidak terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan. ... (Shahih Muslim No.269)
_________________________________________________
Dari
dua Hadits di atas jelas bahwa Rasulullah SAW memberi ketegasan bahwa mahluk
pada akhirnya akan melihat Wujud Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa yang
sesungguhnya tanpa terhalang HIJAB.Apa yang ingin dibayangkan akal tentang
wujud Allah SWT ?...tetaplah pada Konsep bahwa Wujud Allah SWT itu belum bisa
di bayangkan sebelum Allah SWT menunjukkan Diri-Nya kepada mahluk- Nya,jangan
samakan Dia dengan manusia dan jangan sifati Dia seperti sifat Manusia,karena manusia
itu tidak tahu menahu.
Jadi
jelas,bahwa Rasulullah SAW membedakan antara Pencipta dan Ciptaan / antara
Khalik dan Mahluk.
Tidak
pula Rasulullah SAW pernah berkata bahwa Tuhan itu bisa berada
dimana-mana.Tuhan itu bisa menyatu dengan Mahluk atau Mahluk itu bagian dari
Tuhan terutama manusia,tidak ada perkataan beliau yang seperti ini.
Dari
hadits di atas,jelas bahwa Tuhan di mata Rasulullah SAW adalah "Karakter
Individu".hanya ini kosa kata yang saya punya,apakah penyebutan ini pantas
untuk Tuhan ?....mungkin ada kosa kata yang lain yang lebih baik,silahkan.
Tuhan
akan bertemu manusia pada akhirnya,janganlah membayangkan pertemuan ini seperti
pertemuan Nabi Musa dan Tuhan di bukit Thuur,dimana Tuhan hanya menunjukkan
suara-Nya.itu adalah fenomena di dunia,manusia belum bisa melihat Tuhan-nya
hingga Tuhan memakai cara seperti itu kepada Nabi Musa.
Manusia
di dunia ini ibarat telur ayam yang tidak bisa melihat ayam-ayam
disekitarnya.ia ibarat bayi yang baru lahir,usianya belum cukup sampai 40 hari,hingga
matanya belum bisa melihat ibu bapak dan orang-orang disekitarnya.
Untuk
melihat malaikat saja manusia belum bisa,apalagi melihat Tuhan.tampaknya ada
proses panjang hingga tibanya pertemuan itu.dan proses panjang itu sudah
merupakan kodrat perjalanan manusia yang dimulai dari bumi ini.
----------------------------------------------
Apakah
yang dimaksud dalam surah berikut :
---
"
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." ( Al-Ikhlas : Ayat : 4 )
---
(Dia)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun
yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Asy Syuura : 11)
---
Tidak seorangpun yang setara : Jelas dengan segala hal yang ada
pada-Nya,Tuhan samasekali tidak setara dengan segala yang ada pada ciptaan-Nya.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia" :
Tidak ada sesuatu pun yang serupa : Tuhan tidak serupa dengan
segala ciptaan-Nya.kata serupa disini bisa memiliki banyak makna :
Tidak Serupa = Ia tidak
serupa dengan rupa manusia / wujud fisik manusia,malaikat dan jin.maksudnya
disini adalah bahwa dari seluruh rupa manusia yang ada,rupa malaikat dan rupa
jin,hanya Tuhan sendiri yang berbeda rupanya.Ia tidak sama dengan segala rupa
yang ada dari ketiga mahluk tersebut,disini hanya tiga mahluk yang dipakai
karena hanya tiga mahluk ini yang pantas menjadi perbandingan karena kesempurnaan
penciptaannya.tidak untuk gol.hewan apalagi dibawahnya.
Bagaimanapun sempurnanya
rupa manusia,malaikat dan jin,maka Tuhan memiliki rupa yang berbeda,Ia
"Maha Sempurna" dalam segala hal,apalagi kalau hanya dalam soal rupa.
Tidak serupa = Ia tidak serupa dengan segala Dzat
Ciptaan-Nya.Tuhan adalah dzat-Nya sendiri,yang berdiri sendiri.mahluk adalah
dzatnya sendiri yang tidak bisa berdiri sendiri,yang harus terus dipelihara
oleh Tuhan.
Tidak serupa = Ia tidak serupa dalam hal Kuasa,Ia adalah
"Maha" Kuasa.Ia Maha Mengetahui karena Ia adalah puncak pengetahuan
itu,Ia Maha Mendengar jika Ia berkehendak,Maha Melihat jika Ia berkehendak,dan
dengan segala yang ada pada-Nya Ia adalah "Yang Maha" dalam segala sifat dan kuasa-Nya,amat-amat
jauh dari segala Mahluk-Nya.
Termasuklah disini bahwa Tuhan itu tidak serupa dan tidak setara
dengan Nur ciptaan-Nya.karena bagaimanapun Nur adalah Mahluk,Nur adalah
ciptaan.
Dimanakah kita bisa menyangka Nur berada ?..ada didekat ular
lehermu kata suatu ayat dalam Al-Qur’an.Nur ada didekat anda,ada di sekitar
anda,bahkan Nur ada di dalam pori-pori seluruh dzat atomik di tubuh
anda.Kondisi ini di gambarkan dalam Al-Qur’an demikian :
Surat Al Hadid 5 :
“Dan Dia (Allah) bersama kalian dimana kalian
berada.”
-----------Artinya bahwa,Tuhan
menyertai manusia dimanapun ia berada melalui Nur ciptaan-Nya.
Surat Qaaf 16 :
yang artinya: “Dan Kami lebih dekat
kepadanya (hamba) daripada urat lehernya sendiri.
-----------Artinya bahwa,Tuhan lebih dekat pada manusia daripada
yang disangkanya,Tuhan lebih dekat pada manusia melalui Nur ciptaan-Nya.
[ dalam kata “KAMI”,Tuhan tidak sindiri,melainkan menunjuk Nur
atas nama-Nya]
Kedua ayat diatas menyatakan dekatnya kita pada pengawasan
Tuhan.Tuhan mengawasi kita melalui kuasa Nur ciptaan-Nya.adapun keberadaan
Tuhan sendiri dimana ?..kita tidak tahu.terserah pada Tuhan dimana Ia mau
berada,mungkin didalam dimensi Alam Semesta mungkin juga di luar dimensi Alam
semesta.mungkin juga Tuhan sedang berada di dekat anda,mengawasi anda dengan
segala perilaku anda.jangan khawatir,Tuhan Maha Penyayang.tidak ada satupun
mahluk yang tidak Ia sayangi.termasuk yang disebut agama sebagai orang kafir
sekalipun,hanya saja orang kafir itu tidak menyadari,kalau ia menyadari,mungkin
ia tidak akan berbuat jahat.tapi itulah ciptaan,saya kira Tuhan memiliki segala
toleransi terhadap kesalahan Mahluknya.ini fikiran saya dalam porsi mahluk.oleh
sebab itu Islam hanya memusuhi manusia yang memusuhi agamanya,kalau manusia
yang tidak memusuhi agama Islam,maka wajib bagi Islam memelihara kemerdekaannya
yang merupakan hak asasi,hak yang diberikan Tuhan semenjak lahirnya manusia di
dunia.
Pada akhirnya,kita yang berada di dalam dimensi Alam Semesta ini
adalah berada dalam pemeliharaan Nur.bukan oleh Tuhan secara langsung.segala catatan
kegiatan mahluk ada pada Nur.konsepnya seperti log file dalam computer.di
syari’at hal ini di sebut Buku Lauh Mahfuz,Sijjin dan Illiyyiin,namun semua itu
adalah perumpamaan sebagai buku saja agar mudah di fahami manusia,karena
sebenarnya Lauh Mahfuz,Sijjin dan Illiyyiin tidaklah sederhana seperti buku.segala
dosa walau itu sekecil apapun,akan tercatat oleh Nur,sehingga ketika waktu
Hisab tiba,maka semua parameter azab itu di ambil dari catatan tersebut.
----------------------------------------
Catatan :
Ada kemungkinan orang menyangka bahwa Nur adalah Tuhan,tidak
samasekali.Nur adalah Nur,ia adalah satu kesatuan dzat tunggal yang berbeda
dari dzat Tuhan dan berbeda dari dzat mahluk lainnya.Nur bukanlah dzat
atomik.Nur adalah dzatnya sendiri.dan dzat atomik adalah merupakan bagian dari
dzat Nur,dimana dzat atomik ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa berada di
dalam Nur.Nur adalah satu kesatuan dzat tunggal yang berfungsi seperti udara
yang melingkupi atau membungkus dimensi Alam Semesta,sehingga seluruh komponen
Alam Semesta yang merupakan dzat atomik bisa hidup dan
berkembang.galaksi,nebula dan segala hal didalamnya adalah merupakan dzat
atomik.
Nur adalah dzat yang bisa berdiri sendiri ( di ruang tak
bertepi,ruang yang berada di luar dimensi alam semesta),mirip dengan dzat Tuhan
yang berdiri sendiri,akan tetapi dzat Nur adalah dzat Nur,dzat Tuhan adalah
dzat-Nya sendiri.Nur samasekali berbeda dengan Tuhan dalam wujudnya.wujud Nur
serupa udara yang berada dimana saja didalam ruang Alam Semesta,dan wujud Tuhan
tidak demikian.
Nur bagaimanapun adalah mahluk,walau bagaimanapun besarnya kuasa
yang diberikan padanya,Nur tetaplah ciptaan,dan ciptaan tetaplah memerlukan
pemeliharaan penciptanya,Tuhan.
Kemudian,dzat atomik adalah dzat yang hanya bisa hidup di dalam
Nur,dzat atomik tidak bisa berdiri sendiri ( di ruang tak bertepi,ruang yang
berada di luar dimensi Alam Semesta ).
Secara umum ada tiga dzat di maya pada ini :
1.
Dzat Tuhan
2.
Dzat Nur
3.
Dzat Atomik
Nama primitifnya adalah : Api,Air,Udara dan Tanah,empat kelompok
dzat ini yang lebih dulu dikenal manusia sebelum kemudian di sebut atom.
Dzat Atomik, merupakan bagian dari Nur,atau kalau bisa disebut
demikian : "bahwa dzat atomik adalah fragmen dari Nur".dzat atomik di
ciptakan dari satu sumber,yakni dzat Nur,adapun Nur adalah dzat yang di
ciptakan dengan kalimat,jadi maka jadilah,Nur adalah dzat yang diciptakan tanpa
sumber,ini kuasa Tuhan yang tidak bisa di fahami manusia,dimana manusia kalau
mencipta pasti memerlukan sumber.padahal sebenarnya kata mencipta adalah
mengadakan dari keadaan tidak ada menjadi ada,ini hanya kuasa Tuhan.manusia itu
sebenarnya tidak mencipta,tetapi merubah satu wujud ke wujud yang lain.apa yang
tidak ada bagi manusia belum tentu tidak ada bagi Tuhan.batas jangkauan dzat
atomik telah di tentukan.manusia adalah dzat atomik dengan segala
keterbatasannya baik jangkauan interaksinya dengan lingkungan maupun jangkauan
akalnya.
----------------------------------------------
Firman
Allah SWT ,
Saba
:
41.
Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung
kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin[1242]; kebanyakan
mereka beriman kepada jin itu".
[1242].
Yang dimaksud jin di sini ialah jin yang durhaka ialah syaitan.
Al-An'aam
:
100.
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah- lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan
mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan
perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha Suci Allah
dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
[495].
Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair
putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra- putra Allah.
Mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.
112.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[499].
Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar
tidak beriman kepada Nabi.
Ash-Shaaffaat
:
158.
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan
sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka ),
__________
Hulul
dan Wahdatul Wujud dengan
budaya Manunggaling Kawulo Gusti- nya,adalah lebih tepat kalau di
arahkan pada ayat- ayat diatas.bahwa yang mereka anggap Tuhan,tidak lain adalah
Jin yang durhaka,yang sering disebut Iblis atau Syaitan.mereka yang berada
dalam faham Hulul dan Wahdatul Wujud, adalah orang-orang yang terperangkap oleh
konsep ketuhanan yang bukan konsep ketuhanan ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
---------------
[
Kutipan : ]
Perkataan Ibnu ‘Arabi : “Sesungguhnya seseorang ketika
menyetubuhi istrinya tidak lain (ketika itu) ia menyetubuhi Allah !” (Fushushul
Hikam).
“Maka Allah memujiku dan
aku pun memuji-Nya, dan Dia menyembahku dan aku pun menyembah-Nya.” (Al Futuhat
Al Makkiyyah).[4]
Apakah anda terkejut dengan perkataan Ibnu Araby ini ?..ada apa
dengan pola fikir Ibnu Araby hingga tega berkata demikian ?...
Perkataan Al-Hallaj :
“Aku adalah Engkau (Allah) tanpa adanya keraguan lagi
Maha suci Engkau Maha suci aku Mengesakan Engkau berarti
mengesakan aku
Kemaksiatan kepada-MU adalah kemaksiatan kepadaku
Marah-Mu adalah marahku Pengampunan-Mu adalah pengampunanku “
(Diwanul Hallaj hal. 82)
“Kami adalah dua ruh yang menitis jadi satu
Jika engkau melihatku berarti engkau melihat-Nya
Dan jika engkau melihat-Nya berarti yang engkau lihat adalah
kami” (Ath Thawaasin hal. 34)
Ada apa dengan fikiran / akal Al-Hallaj diatas ?...
Perkataan Abu Yazid Al Busthami :
”Paling sempurnanya sifat seseorang yang telah mencapai derajat
ma’rifat adalah adanya sifat-sifat Allah pada dirinya. (Demikian pula) sifat
ketuhanan ada pada dirinya.” (An Nuur Min Kalimati Abi Thaifut hal. 106 karya
Abul Fadhl Al Falaki)
Maka diapun mengungkapkan keheranannya dengan berujar: “Aku
heran kepada orang-orang yang mengaku mengenal Allah, bagaimana mereka bisa
beribadah kepada-Nya?!
Lebih daripada itu, dia menuturkan pula akidah ini kepada orang
lain tatkala seseorang datang dan mengetuk rumahnya. Dia bertanya: “Siapa yang
engkau cari? Orang itu menjawab: “Abu Yazid.” Diapun berkata: “Pergi! Tidaklah
yang ada di rumah ini kecuali Allah.” (An Nuur hal. 84)
Ada apa pula dengan fikiran / akal Abu Yazid diatas ?....
[ Sumber dikutip dari Dakwah Islam As-Salafy ]
---------------------------------------
Saya kira tokoh-tokoh besar di atas terjebak dalam
Hidayah,beliau2 lupa akan perkataan Rasulullah Muhammad SAW :
" Sesungguhnya Iblis bisa berjalan di dalam tubuh manusia
seperti berjalannya aliran darah"
Para tokoh besar itu terkecoh akalnya oleh entitas yang disebut
Rasulullah SAW diatas.bukannya entitas ini keluar dari tubuh beliau2,malah
sebaliknya entitas ini bermukim dengan nyaman di dalam tubuh mereka.itu
sebabnya mereka bisa mengaku sebagai Al-Haq / Tuhan.karena pengaruh entitas ini
tidak bisa hilang dari dirinya,akalnya telah terkunci,perasaannya telah
terbuai.mereka adalah gambaran manusia yang gagal dalam Hidayah.
---------------------------------------
Hidayah adalah termasuk sebagai Rahmat,janganlah
sampai manusia yang diberi hidayah itu "tersesat setelah mendapat
petunjuk" ( peringatan dari Al- Qur'an ).apalagi hidayah ini adalah
permintaan sendiri yang di upayakan lewat tarikat dan sebagainya.perhatikan
kembali ancaman kesesatan yang besar bagi manusia dibawah ini :
Al-Anbiyaa'
: 29
Dan
barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya aku ( manusia )
adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan
dengan Jahannam , demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
Ayat
ini telah dilanggar dengan semena-mena oleh tiga tokoh di atas …siapa lagi
tokoh selain mereka ?...ada apa dengan akal manusia hingga sampai seperti ini
?...tokoh besar jatuh !...
Az-Zukhruf
: 15
“Dan
mereka (orang-orang musyrikin) menjadikan sebagian hamba-hamba Allah sebagai
bagian dari- Nya . Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata.”
Ayat
ini telah dilanggar dengan semena-mena oleh pengikut tiga tokoh diatas…siapa
lagi pengikut tokoh yang lain yang sefaham ?...ada apa dengan umat ini
?...semudah itu mengambil pengganti nabinya !.
"
Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan
dari ajarannya ( Al-Qur'an dan Al- Hadits ) maka tertolak". (HR.
Bukhari) ]
__________________________
Pertemuan
Tuhan dan Manusia :
Ada
dugaan dalam fikiran,bahwa manusia itu kalau mau bertemu Tuhan,maka manusia
harus melewati banyak fase perkembangan dalam roh-nya.fase-fase ini akan
membuat roh menjadi mapan dan memenuhi syarat untuk bertemu Tuhan-nya.jika di
umpamakan seperti fase metamorphosis ulat hingga menjadi kupu-kupu,maka
kemungkinan pola seperti ulat ini terjadi pada manusia.rahasia metamorphosis
manusia itu terdapat pada roh- nya.metamorphosis pada manusia tidaklah harus
seperti ulat dan kupu- kupu,yang mengalami metamorphosis adalah komponen yang
membangun struktur roh,perkembangan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan
panca Indra,yang semakin hari semakin meningkat ketika melintasi persinggahan
demi persinggahan dan hijab demi hijab.jika demikian apakah istilah
metamorphosis sudah tepat ?..,mungkin ada istilah lain yang lebih tepat,tapi
apalah artinya sebuah istilah kalau kita bisa memahami polanya.
Sebagai
sikap yang positif,maka sebaiknya kita tidak pernah membayangkan atau
berprasangka bahwa Tuhan tidak akan pernah bisa di lihat oleh mahluknya seperti
manusia atau manusia tidak akan pernah bertemu Tuhan.prasangka seperti ini bisa
menjurus pada pola penafsiran akan Tuhan yang melanggar Konsep Ketuhanan yang
di anut Rasulullah SAW seperti yang tertulis di awal.
-------------------------------------
Kesimpulan
:
Tuhan
dalam pandangan Rasulullah Muhammad SAW,adalah Karakter Individu.Tuhan tidak
seperti yang di maksud sebagian orang,dimana Tuhan adalah dzat yang berada di
mana saja dalam dimensi alam semesta.yang berada dimana saja dalam dimensi alam
semesta adalan Nur.
Tidak
pula bahwa Tuhan itu bisa menjelma dalam dalam definisi perwujudan seperti
sangkaan sebagaian orang dimana Tuhan bisa muncul di dunia dalam wujud manusia
atau seperti manusia lalu berinteraksi dalam kehidupan sosial manusia,tidak
samasekali.Ajaran Islam samasekali tidak mentolerir hal ini.
Tidak
pula bahwa Tuhan itu bisa menyatu dengan manusia,dimana Tuhan dedefinisikan
seperti roh ( roh dalam sangkaan manusia seperti wujud asap atau udara,dasar
sangkaan ini tidak ada kecuali meng-ada-ada ).ini adalah sangkaan Al-Halajj di
atas.
Konsep
Manunggaling / Hulul dan wahdatul wujud adalah konsep satanik.yang di sangka
sebagai Tuhan disini adalah entitas yang disebut Rasulullah SAW dengan sebutan
Iblis.di tulis kembali hadits tsb :
"Sesungguhnya
Iblis bisa berjalan didalam tubuh manusia sebagaimana berjalannya aliran
darah".
Jadi
konsep manunggaling,hulul dan wahdatul wujud atau apapun namanya,adalah konsep
penyatuan dengan entitas Iblis yang di sebutkan dalam hadits di atas,ini sudah
jelas.
Konsep
Manunggaling,hulul dan wahdatul wujud adalah konsep para penyembah Jin.dalilnya
sudah jelas disebutkan diatas terutama dalam surah Saba : 41, atas dasar Surah
Al-Anbiya : 59,Az-Zukhruf : 15 dan Hadits Riwayat Bukhari.tidak ada tawar
menawar lagi.
---------------------------------
Demikian,semoga
bermanfaat.
Tulisan
ini bisa benar dan bisa tidak menurut anda,terserah pada anda.
Trims.____________ht@2011
Contacts
: