Kamis, 19 Januari 2012

Futuhul Ghaib

Tuesday, January 17, 2012
10:58 PM
Menghadapi Musibah
[ Sebuah Kutipan dari Buku terkenal dan Penulis terkenal ]

Referensi : Buku : Judul : Menyingkap Rahasia-Rahasia ILAHI ( Futuhul-Ghaib )
Penerbit : Citra Risalah
Penulis Asli : Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Rah.a
Penerjemah : Imron Risidi
Cetakan : III,Rabiul Awal 1430H / Maret 2009


Rasanya tidak lengkap apabila tulisan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang satu ini di lewatkan begitu saja.tulisan beliau yang berjudul Menghadapi Musibah adalah benar-benar keterangan yang membuat saya takjub.Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany menulisnya dengan sangat-sangat rapi,indah,bermakna dan mudah difahami.satu-satunya tulisan yang sering saya buka dan baca berulang-ulang dalam buku berjudul "Menyingkap Rahasia-Rahasia ILAHI ( Futuhul-Ghaib )".apa yang di tulis beliau adalah benar-benar sesuai, hampir tiada cacad menurut saya.saya kagum kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani karena beliau bisa menyusun kejadian tersebut dengan sangat urut dan akurat.mudah-mudahan tulisan beliau ini bisa menjadi pegangan generasi Islam,terutama dalam hal menghadapi musibah / hidayah dari Allah SWT.

Percayalah bahwa barangkali diantara pembaca ada yang tidak pernah menyangka kelak akan menghadapi kejadian yang disebut Musibah atau Hidayah ini.jika diantara pembaca kelak benar-benar mengahadapi kejadian ini,maka tentu pembaca sudah tahu karena sudah membaca buku beliau atau paling tidak sudah membaca di blog ini.percayalah bahwa kejadian yang disebut hidayah / musibah ini adalah kejadian yang berbeda dan unik.ini adalah fenomena manusia yang sedang di uji segala kemampuannya,karena ada derajad yang akan dia peroleh dari Allah SWT.barangsiapa bisa lolos,maka jadilah ia yang diperhatikan Allah SWT.barangsiapa yang tidak lolos,maka jadilah ia orang yang tidak mengetahui.ia akan tenggelam dalam fikiran-fikirannya yang di buai setan sepanjang hidupnya,kecuali Allah berkehendak lain.didalam hidayah / musibah ini,seseorang harus benar-benar memakai akal fikirannya secara maksimal.jangan sampai kalah oleh hawa nafsu.jika ia bisa menang dalam melawan hawa nafsunya,kemudian akalnya telah ia pakai secara maksimal,namun ia belum mendapat pengetahuan,maka disinilah ia akan di bantu dengan di tuntun / dibimbing.tapi kalau sebelumnya ia kalah oleh hawa nafsunya dan akalnya tidak ia pergunakan dengan baik,,maka celakalah ia,karena ia ( menurut saya ) tidak akan di bantu.disinilah orang bisa di anggap gagal dalam musibah / hidayah.jika Allah menghendaki, ada di suatu masa dalam hidupnya ia menemukan kebenaran yang ia cari,sehingga ia kembali ke jalan yang lurus.



Kutipan :
Maqalah Ketiga ( Bab III ) hal : 5 : Judul : "Menghadapi Musibah"
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Rah.a. mengatakan : Ketika seorang hamba diberikan musibah,maka pertama kali dalam hatinya akan terbetik tentang pertolongan dari dirinya sendiri.
Apabila ia tidak bisa menyelamatkan dirinya dari musibah itu,dia akan meminta tolong kepada sesama mahluk seperti raja,pemimpin,orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekayaan,ahli-ahli ilmu jiwa dan ahli pengobatan.apabila dari semuanya itu tidak mendapatkan keselamatan yang dia harapkan,maka dia kembali menuju Tuhannya dengan menghaturkan do'a,tadharru',dan pujian kepada-Nya.selama dia menemukan keselamatan dalam dirinya,dia tidak akan mencari pertolongan kepada sesama mahluk.dan selama dia menemukan keselamatan dari sesama mahluk,maka dia tidak akan kembali menuju kepada Tuhannya.kemudian apabila dia tidak menemukan pertolongan dari sisi Tuhannya,maka dia akan terus menengadahkan kedua tangannya untuk memohon dan berdo'a,bertadharru',memuji,membutuhkan,disertai rasa cemas dan penuh pengharapan.akhirnya Allah SWT memberinya kelemahan dan Dia tetap tidak mengabulkan permintaannya,hingga akhirnya habislah semua jalan.pada saat itulah qadar berlaku.
Seorang hamba akan merasa lemah dalam setiap usahanya.dalam dirinya hanyalah tinggal ruh saja.dia tidak dapat melihat kecuali hanya takdir dan kekuasaan Allah SWT..
Jadilah ia sebagai seorang yang yakin dan meng-esa-kan secara terpaksa, dan memtuskan bahwa pada hakikatnya tidak ada yang mengatur dan menggerakkkan kecuali hanya Allah swt.tidak ada yang memberikan ketenangan dan menggerakkan kecuali Allah swt.tiada kebaikan atau kejahatan,bahaya atau manfaat,pemberian atau tiadanya pemberian,terbuka atau terkunci,hidup atau mati,kemuliaan ataupun kehinaan,kecualinhanya didalam kekuasaan Allah swt.seorang hamba yang berada di dalam kekuasaan qadar itu ibarat anak kecil yang masih menyusui dalam dekapan perempuan yang menyusuinya,atau seperti jenazah yang sedang dimandikan di tangan orang yang memandikannya,atau seperti bola yang berada di tongkat permainan polo penunggang kuda.dia di bolak-balikkan,di gonta ganti dan di ubah-ubah.dia ada tetapi tidak mempunyai kekuasaan dan gerakan dalam dirinya,juga selainnya.dia hilang dari dalam dirinya didalam kekuasaan Tuhannya.maka dia tidak akan dapat melihat kecuali hanya kepada Tuhannya semata.dia tidak dapat mendengar dan berfikir dari mahluk,selain dia.jika saja dia dapat melihat,memdengar dan mengetahui,maka pembicaraannya tentu akan dapat didengar ,pengetahuannya dapat diketahui,nikmatnya dapat di nikmati,dia akan bahagi dengan mendekatkan diri kepada-Nya,dia akan tenang dengan janji-Nya,dengan-Nya dia merasa tenang,denagn pembicaraan-Nya,dia akan merasa gembira.dan dia akan melarikan diri dan takut dari selainnya.dia akan selalu berdzikir dan perpegang teguh kepada-Nya.kepada-Nya lah dia akan percaya dan bertawakkal.dia akan mendapatkan petunjuk daru nur ma'rifat-Nya.dia akan mampu melihat keanehan-keanehan ilmu-ilmunya.dia akan dilindungi dan di bimbingdi bawah rahasia-rahasia kekuasaan-Nya.dari-Nya lah,dia akan dapat mendengar dan mengerti.kemudian di atas dasar itu semua,dia akan memuja dan memuji,bersyukur dan berdo'a kepada-Nya.
---------Akhir kutipan


Tambahan dari penulis :
Perkara ghaib tersebut di atas adalah benar,walaupun sangat langka,hanya segelintir manusia yang menemukannya kemudian di panjangkan umurnya.ini kebijakan Allah swt.
Adapun mengenai lurus tidaknya manusia itu setelah musibah itu,menurut saya,tergantung peruntungannya dalam musibah / hidayah.jika qadarnya memang menunjukkan nilai bahwa dia harus di bimbing,maka dia akan selamat dalam perlindungan dan bimbingan Tuhan.adapun jika qadarnya tidak menunjjukan nilai bahwa dia harus di bimbing,maka Allah akan membiarkannya,kemudian dia akan hidup dalam ujian selanjutmya.yaitu memperbaiki segala kekurangannya dari kegagalannya.namun sayang orang yang gagal dalam hidayah / musibah cenderung menganggap bahwa ia telah lolos,sehingga ia bisa mengajarkan pengetahuan yang ia dapat kepada orang lain.hati-hatilah,banyak orang yang gagal dalam hidayah yang kemudian mengajarkan ilmu agama pada orang lain.akhirnya hanya kesesatanlah yang di dapat.ini pendapat penulis.seseorang yang bisa dikatakan lolos dalam hidayah adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuannya yang sejalan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits.tidak boleh ada pertentangan.hidayah / musibah seharusnya memberinya banyak pengetahuan dan hikmah dari apa yang telah di gambarkan oleh ayat-ayat Al-Qur''an dan juga Al-Hadits.tidak ada faham baru atau unsur baru yang sifatnya fundamental,kecuali pengembangan dan perluasan hikmah dari syari'at yang ada.dan sekali lagi,tidak boleh ada pertentangan dengan syari'at ( Al-Qur'an dan Al-Hadits ).

Catatan :
Terkadang di temukan orang yang dikatakan sebagai guru spiritual islam,namun disi lain orang melihat fahamnya yang NARSIS ( munafik ),ini samasekali tidak sesuai dengan Islam.Islam tidak memiliki toleransi ( tidak bisa menerima faham ) terhadap NARSISME.memang ada faham dalam Islam yang disebut Taqiyah,namun ini proteksi bukan Narsis.akan tetapi jika taqiyah ini kemudian di utak-atik lagi dengan berbagai alasan maka ujung-ujungnya juga bisa Narsis.mari kita sama-sama berhati hati dalam beragama.berhati-hati dalam mewariskan faham kepada generasi penerus umat.karena Tuhan tidak lagi memberi seorang nabi kepada Islam.jika kita salah mewariskan,maka bisa jadi umat Muhammad SAW akan punah di atas bumi.yang tersisa hanyalah nama umat Muhammad saja,yang tesisa hanyalah nama Islam saja,adapun manusianya sudah jauh bergeser dari apa yang seharusnya.hal ini jauh-jauh hari telah di ingatkan oleh Rasulullah Muhammad SAW :

..." Akan ada masa dimana Islam hanya tinggal nama saja "…

Jagalah Islam dari penghianatan demi penghianatan terhadap Syari'atnya.tak akan adalagi Kitab seperti Al-Qur'an.jika manusia jahil terhadapnya…….?...


Catatan :
Dalam beberapa hal saya setuju dengan tulisan-tulisan Syaikh Abdil Kadir AL-Jailani dalam buku beliau berjudul "Futuhul Ghaib".namun ada sedkit hal yang mengganjal.saya tidak setuju dengan pernyataan beliau di bawah ini :
"Diantara aku dan kamu serta mahluk semuanya sejauh antara langit dan bumi,janganlah kamu menyamakan aku dengan seseorang."(Futuhul Ghaib hal : 246 ).
Kemudian perkataan beliau :
Beliau berkata kepada putranya :"Jauhilah olehmu semua orang yang ada disekitarmu,karena sesungguhnya aku bersamanya secara zhahir dan bersama yang lain dengan bathin."( Futuhul Ghaib hal 245 ).
Maaf saya melihat indikasi Pantheisme disini,namun ini hanya pendapat saya.saya kira semua orang berhak berpendapat.

Demikian,semoga bermanfaat.
Trims.___ht@2012

Home

1 komentar:

Trims atas komentarnya...