4:19
PM
Konsep
Maksum yang di percaya pada seorang Nabi / Rasul / Ahli Hikmah :
Seorang
ahli hikmah haruslah lebih cerdas dari rata2 manusia yang ada.dengan kecerdasan
akalnya ini ia dipilih untuk membawa risalah.dengan kecerdasannya ini ia
dipilih untuk menjabarkan risalah.semakin ia rajin belajar dari berbagai
sumber,semakin luas wawasannya dan semakin baik hasil penjabarannya terhadap
isi risalah.
Seorang
ahli hikmah seperti para nabi dan rasul,harus di maklumi,bahwa bagaimanapun
mereka adalah manusia.manusia bagaimanapun tetaplah akalnya yang di utamakan
Tuhan.tidak ada seorang ahli hikmah itu di tuntun dengan sangat detail mengenai
penjabaran risalah yang di titipkan padanya.ia harus bisa memahami sedikit
pengetahuan mengenai ayat-demi ayat yang diberikan melalui gambaran dan berita
ghaib.
Dengan
sifat manusianya ini maka ahli hkmah tidaklah merupakan manusia special dalam
hal bahwa ia akan terus dalam kebenaran ketika menyapaikan penjabaran
risalah.tidak demikian.ada kekhilafan ,ada keterbatasan dalam diri
manusia.sehingga jika dikemudian hari ditemukan ke janggalan dalam penjabaran
risalah oleh seorang nabi atau rasul,maka kemungkinan ini adalah kekhilafan,dan
ini manusiawi.oleh sebeb itu jangan percaya bahwa seorang nabi atau rasul itu
maksum.tidak.percayalah,bahwa seorang nabi atau rasul itu selain menyampaikan
risalah,ia tetap sebagai manusia yang tidak luput dari ujian.ia tetap berada
dalam lingkaran hukum Tuhan.jika kemudian ia khilaf,maka ia tidak akan lepas
dari hukuman.
Al-Haaqqah
:
40.
Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan
kepada) Rasul yang mulia,
41.
dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu
beriman kepadanya.
42.
Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran
daripadanya.
43.
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
44.
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
45. niscaya benar-benar Kami pegang
dia pada tangan kanannya[1509].
|
[1509]. Maksudnya: Kami beri
tindakan yang sekeras-kerasnya.
|
46.
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
-----------------------------------------------------------------------
Dari
ayat-ayat diatas maka dapat di simpulkan bahwa :
1.Seorang
ahli hikmah,nabi atau rasul,tidaklah lepas dari sifat manusianya.sama seperti
manusia lainnya.
2.Tidak
ada nabi atau rasul yang maksum,keterangan ayat dia atas sudah jelas.tidak
mungkin Tuhan memberi ancaman keras seperti ayat di atas kepada seorang nabi /
rasul kalau nabi / rasul itu maksum.
3.Kekhilafan
seorang ahli hikmah dalam penjabaran risalah atau kekhilafan lain dalam
kehidupannya,adalah tidak lepas dari keadaannya sebagai manusia,tentu pula ia
tak lepas dari tuntutan hukuman yang sudah tetap ( Hukum Tuhan ).
-----------------------------------------------------------------------
Bagaimanapun
manusia adalah manusia.seorang pembawa amanat tidak total bahwa amanat itu
sampai ke tujuan degan sempurna,karena banyak rintangan ditambah kekurangannya
sebagai manusia yang kuasa dan kemampuannya terbatas.
Seorang
nabi atau rasul,hanyalah manusia yang dipilih untuk di titipi risalah.ia tidak
harus di istimewakan seperti seorang raja yang harus di sembah atau di
agung-agungkan.tidak demikian.hanya saja bahwa penghormatan kepada ahli
hikmah,diberikan dengan wajar.tidak lebih dan tidak kurang.kalau lebih,bisa
jadi nanti terbentuk jalan kufur.kalau kurang juga bisa jadi terbentuk jalan
kufur,karena tidak berterimakasih.semua harus dalam kondisi yang benar.
Dari
uraian diatas,maka tidaklah tepat jika seseorang menganggap Al-Hadits setara
dengan Al-Qur'an.Al-Qur'an adalah perkataan Tuhan,tidak ada kekhilafan
didalamnya kecuali akal yg tidak mampu menjabarkannya atau akal tidak sempurna
dalam mengingatnya atau akal tidak sempurna dalam menuliskannya.adapun
Al-Hadits,ia adalah perkataan manusia,dan perkataan manusia tentu sudah
difahami bedanya dengan perkataan Tuhan,sedikit banyaknya ada kekhilafan dalam
beberapa Hadits,sekalipun Hadits itu sahih.untuk itu,jika ada kejanggalan
ditemukan dimana Al-Hadits yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an,maka Al-Hadits
harus tunduk pada Al-Qur'an,sebagaimana manusia tunduk pada
Tuhannya.fikirkanlah bagaimana Al-Hadits itu harus bisa seirama dengan
Al-Qur'an.kalau masih tidak bisa ,maka simpan hadits tersebut.dikemudian hari
mungkin ada petunjuk yang bisa membuatnya seirama dengan Al-Qur'an.
Jangan
melakukan perubahan terhadap lembaran Hadits yang isinya original,silahkan anda
rubah,tapi dalam lembaran lain.pertahankan lembaran aslinya.jangan dirubah
walau satu tanda bacapun.karena jika lembaran anda keliru,maka orang bisa
kembali ke lembaran asli kemudian membuat lagi lembar duplikat dengan
penyesuaian sesuai penafsirannya.demikian seterusnya.simpan baik-baik lembaran
asli.hingga di temukan penafsiran yang benar-benar bisa di pertanggung
jawabkan.
Perpecahan
dalam Islam dan Akibatnya :
Keadaan
Al-Hadits yang sering tidak sejalan dengan Al-Qur'an adalah bukan tidak mungkin
karena Hadits itu tidak menemukan urutannya.ada missing link.ada hadits lain
yang merupakan sambungannya yang terpisah darinya oleh suatu sebab.sebab-sebab
ini sedikit banyak harus di akui adalah merupakan salah satu akibat dari
keadaan umat Islam yang bercerai berai,semenjak Rasulullah Muhammad SAW
wafat.dengan keadaan ini masing-masing kelompok membawa apa yang menurutnya
benar.sehingga kemudian muncul berbagai macam aliran atau mazhab dalam Islam.dan
realita menunjukkan bahwa masing-masing mazhab jarang sekali bisa
cocok.terkadang malah terkesan saling mendustakan.saling menyembunyikan
kelemahan masing-masing dan saling menuduh kelemahan masing-masing.hal ini
membuat orang bertanya,manakah yang benar menurut ajaran Rasulullah Muhammad
SAW ?...
Semenjak
Rasulullah SAW wafat,umat berpecah belah,dan semenjak itulah kira-kira
Al-Hadits menjadi terpisah-pisah,ada yang dibawa dalam ingatan sebagian
orang,mungkin adapula yang dibawa dalam bentuk tulisan.dua sumber Hadits ini
tampaknya memberi efek buruk terhadap kemurnian ajaran Islam akibat
sumber-sumber itu terpisah-pisah.apalagi sumber yang berupa ingatan.para
sahabat tidak sedikit.mereka terdiri dari dua kubu besar,yakni Mekkah dan
Madinah.didalam dua kubu ini mungkin pula terjadi perpecahan dan bercerai
berai.tidak diketahui separah apa kondisi Islam sepeningal Nabi SAW di zaman
itu.yang jelas adalah bahwa hari ini kita melihat bahwa banyak sekali hal yang
seharusnya tidak terjadi.hadits-hadits yang terpisah-pisah,para ulama
masing-masing berdiri di atas penafsirannya dengan sumber yang tidak bisa
dikatakan lengkap.belum lagi kalau sumber-sumber itu adalah palsu,hasil
modifikasi atau semacamnya.
Pada
akhirnya timbullah pertanyaan,apakah Islam yang kita anut ini sudah benar
sesuai dengan Islamnya Rasulullah Muhammad SAW ?..
Banyak
pendapat yang bisa kita peroleh mengenai hal ini.dan tampaknya
pendapat-pendapat ini juga masih bertahan pada kubu masing-masing aliran.belum
ada aliran yang ditemukan benar-benar berdiri sebagai pihak netral,walaupun
mayoritas muslim mengakui bahwa para ulama dalam aliran Salaf lah yang paling
benar di antara seluruh aliran Islam yang ada.mudah-mudahan saja
demikian.sehingga kita umat ini tidak harus merasa bingung dalam menentukan
pilihan dalam memilih mana yang benar.setidaknya kita bisa memilih yang benar
dalam angka di atas 50 % atau lebih kebenarannya.mungkin pula sampai pada angka
80% kebenarannya.semoga saja begitu.sehingga kita tetap menjadi umat yang
dinantikan oleh syurga.tidak menjadi umat yang tersesat.
Kesimpulan
:
Tidak
ada konsep Maksum dalam Islam.hal ini sudah jelas tersebut dalam ayat-ayat di
atas.
Islam
harus belajar dari kelemahan masa lalu untuk tidak terus bercerai berai.karena
akibatnya adalah kaburnya ajaran
syari'at yang sesungguhnya.kaburnya kebenaran agama.akibatnya adalah kufurnya
sebagian besar manusia.
Sekian,semoga
bermanfaat.
Tulisan
ini bisa benar bisa tidak menurut anda,terserah pada anda.
Trims.____ht@2012
-----------------------------------------------------------------------
Contacts
:
Facebook
: http://facebook.com/djibreell
Home