Selasa, 31 Januari 2012

Islam awal di Nusantara



Pengantar :
Tulisan ini berhubungan erat dengan tulisan yang berjudul "Tasawuf dan Fiqih".
Tujuan tulisan ini adalah menengok kembali sejarah awal Islam yang masuk ke Indonesia.faham Islam manakah yang di ajarkan dan bagaimana perkembangan faham tersebut hingga sekarang ini.dengan penelusuran ini diharapkan ada gambaran yang memberi kita kebebasan berfikir bahwa sudah benarkah ajaran Islam yang kita anut atau ada yang perlu di luruskan atau diperbaiki.

Islam awal di Nusantara :
Tahun masuknya Islam di Indonesia belum diketahui secara pasti.pada masa itu belum dikenal nama Indonesia.karena kepulauan Nusantara ini masih berupa kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri.
Diperkirakan bahwa sejak abad ke-7 telah ada hubungan dagang antara pedagang-pedagang muslim dan pedagang-pedagang di Nusantara.khususnya di pesisir sebelah selatan  Selat Malaka.saat itu terdapat tiga kerajaan yang mendominasi pelayaran dunia,yakni Daulah Bani Umayyah di Timur Tengah,Sriwijaya di Asia Tenggara,dan Dinasti Tang di Cina.
Keterangan dari Dinasti Tang mengenai Nusantara adalah bahwa tersebut adanya masyarakat Ta-shih yang merupakan orang-orang Arab yang merupakan pedagang muslim di Nusantara.

Dari berita Dinasty Tang ini bisa di perkirakan bahwa pedagang muslim tersebut adalah pedagang yang berasal dari Daulah Bani Umayyah di Timur Tengah.dengan demikian maka dapat pula diperkirakan bahwa Islam di nusantara adalah Islam yang di bawa pedagang muslim di bawah bendera kekuasaan Bani Umayyah.untuk mengetahu bagaimana rupa ajaran Islam waktu itu,maka bisa ditelusuri bagaimana perkembangan ajaran Islam di zaman Daulah Bani Umayyah.termasuk pula wilayah Baghdad yang merupakan basis Syi'ah Sy Ali ra.kemudian perkembangan ajaran Islam di Mekkah dan Madinah.dengan mengetahui rupa ajaran Islam di zaman ini,maka dapat diketahui ajaran Islam yang bagaimanakah yang mula-mula ada di nusantara dan sejauh mana pengaruh ajaran tersebut hingga sekarang ini.

Di Leran gresik,ditemukan sebuah makam yang bernama Fatimah binti Maimun ibn Hibatullah yang berangka tahun 1082 M.diperkirakan bahwa telah ada perkampungan muslim didaerah itu sebelum makam tersebut ada disana.
Pada abad ke-13,di Melayu telah berdiri sebuah kerajaan besar bernama Samudera Pasai ( Aceh ).kemudian kerajaan Islam Malaka.keterangan tentang kerajaan Malaka ini terdapat dalam Prasasti Trenggano tahun 1303 M.sekitar tahun 1400 M ,raja Malaka yang bernama Parameswara masuk islam bergelar Megat Iskandar Syah dan melangsungkan perkawinan dengan putri dari Pasai.

Ada beberpa teori tentang masuknya islam di Nusantara.namun yang jelas menurut sumber referensi yang ada pada saya,bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui banyak cara.
cara-cara tersebut antara lain :

1.      Agama Islam di salurkan ke Nusantara melalui perdagangan
2.     Agama Islam disalurkan ke Nusantara melalui mubaligh
3.     Agama Islam disalurkan ke Nusantara melalui para Sufi
4.     Agama Islam disebarkan ke Nusantara melalui saluran politis ( penguasa Islam waktu itu memberi dukungan politik kepada kerajaan-kerajaan Nusantara,hingga para raja kemudian memeluk Islam )
Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa Islam masuk ke Nusantara adalah dibawah jalur kekuasaan Islam Bani Umayyah yang berpusat di Cordoba / Spanyol.pelayaran di sekitar laut meditrania waktu itu bisa dikatakan di didominasi oleh kekuasaan Bani Umayyah.

Tasawuf di Nusantara :
Melihat dari keterangan yang diperoleh dari referensi,kelihatannya perkembangan islam di Nusantara di dominasi oleh ajaran Tasawuf / Sufi.hal ini di tunjukkan dengan banyaknya sastra sufistik peninggalan Islam di Nusantara.sastra ini sebagian melekat dalam masyarakat dan merupaka n cerita yang banyak di bicarakan didalam umat Islam,baik dalam ruang lingkup kecil maupun besar.sastra sufistik ini kebanyakan berupa Hikayat dan dongeng-dongeng modifikasi.
Contohnya :
Hikayat Nabi,Hikayat Nabi mengajar anaknya Fatimah,Hikayat Nabi mengajar Ali,Hikayat Fatimah berkata-kata dengan pedang Ali,dan sebagainya.
Bagi para sufi sumber cerita bukanlah hal penting,yang penting adalah para murid bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut.isi ceritanya beragam dan sering pula merupakan kompilasi dari berbagai cerita.namun kadang-kadang cerita tersebut mengalami amplifikasi dengan berbagai sumber yang tidak jelas asal-usulnya,atau mungkin dari cerita khayal dan dari legenda-legenda setempat yang sudah diberi warna Islam.

Tokoh-tokoh awal Islam Nusantara :
1.      Hamzah Fansuri
Ia dilahirkan di Barus,Aceh dan mempunyai tempat tinggal disana pula.pada mulanya ia mengembara dan berguru pada Syaikh Abdul Kadir Al-Jailani.kemungkinan faham tasawufnya adalah Tarekat Qodriyah.setelah matang ilmunya,ia kembali ke barus dan mengajarkan Ilmunya disana.tidak diketahui jelas tahun kelahiran dan kehidupannya.

Karya Hamzah Fansuri :
Syarabul Asyiqin ( Minuman Bagi Orang Yang Mencintai Allah ) :
Tulisan ini berisi tujuh bab,dan disini yang di ketengahkan hanya bab ketujuh yang isinya :
Disini dijelaskan tentang faham hamzah bahwa orang yang birahi kepada Allah tidak takut mati dan lenyaplah akal budinya.oleh karena itu,orang yang berahi akan mengeluarkan kata-kata rahasia seperti yang dilakukan (  Jalaluddin ) Rumi dan Al-Hallaj ( Al-Attas,1970:311-328 ).

Catatan : Saya tidak memiliki referensi tentang tokoh Jalaluddin Ar-Rumi,sehingga disini saya hanya membahas tentang Al-Hallaj dan Ibnu Araby.

Puisi Sidang Fakir :
Paragraf ketiga,

Jika kau kenal dirimu bapai
Elokmu itu tiada berbagai
Hamba dan Tuhan daim berdamai
Memandang diri jangan kau lalai
Kenal dirimu hai anak dagang
…dst

Disini tertulis kata hamba dan Tuhan daim berdamai,tampaknya Hamzah fansuri menganut faham seperti faham Al-Hallaj.makna tulisan itu adalah Allah dan Alam,dzatnya bersatu.
Secara tidak langsung hamzah Fansuri menyatakan bahwa Tuhan dan Alam ini adalah satu.yang ada dan nampak disekitar kita dan termasuk diri kita,tidak lain adalah perwujudan-perwujudan Tuhan yang Esa.
2.     Syamsuddin As-Samatrani :
Syamsuddin adalah tokoh kenegaraan yang bijak dan banyak terlibat urusan kenegaraan kerajaan Aceh.Syamsuddin mengabdikan dirinya kepada Sultan Iskandar Muda ( memerintah tahun 1067 - 1636 M ).
Syamsuddin termasuk orang yang memuliakan Hamzah Fansuri dengan menyebutnya dengan sebutan Syekh.namun Samsuddin tidak belajar langsung kepada Hamzah,melainkan Samsuddin mempelajari tulisan-tulisan hamzah.
Syamsuddin adalah penganut wahdatul wujud,sama seperti Hamzah Fansuri.
Syamsuddin pernah berguru kepada Sunan Bonang di Jawa.
Ide Wahdatul Wujud dari Hamzah Fansuri,banyak di serap dari pemikiran Ibnu Araby,sementara ide Wahdatul Wujud Syamsuddin merupakan ide yang sudah diolah oleh Burhanpuri dengan sebutan martabat Tujuh.
Syamsuddin dan Hamzah Fansuri adalah penyebar faham Wahdatul wujud di Aceh yang mempunyai pengaruh luas,bahkan sampai ke Jawa.

3.     Nuruddin Ar-Raniri
Beliau hidup sekitar 1600 M - 1656 M.beliau datang ke tanah Melayu sekitar tahun 1618 M dan tahun 1630 M pindah ke Aceh.pada saat itu Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda dan didampingi kadi Malikul Adil Syamsuddin As-Samatrani.di aceh ia melihat perkembangan ajaran Tasawuf yang di ajarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As-Samatrani.ajaran tersebut dianggap sesat oleh Nuruddin.namun waktu itu ia tidak mempunyai pengaruh apa-apa.akhirnya ia meninggalkan Aceh.ketika dalam pemerintahan Sultan Iskandar Tsani,muridnya Nuruddin,maka Nuruddin segera di angkat menjadi Kadi.Nuruddin segera mengeluarkan fatwa untuk memberantas kaum wujudiyah ( penganut faham Wahdatul Wujud ),kebetulan saat itu kaum wujudiyah menjadi partai politik bawah tanah yang menentang pemerintahan yang sah.

4.     Abdul Rauf As-Singkeli
Ia lahir sekitar tahun 1592 M di Aceh.ia adalah putra kakak Hamzah Fansuri.namun ia sama dengan Nuruddin Ar-Raniri.ia seorang ulama Sufi Tarekat.ia menetang faham wahdatul wujud.ajarannya adalah ajaran Isnaini Wujud,Ia tetap memisahkan antara Allah dan Ciptaan-Nya.

5.     Syekh Yusuf dari Makassar
Ia seorang Sufi,orang biasa yang diangkat sebagai anak oleh Sultan Alauddin,Raja Goa.ketika selesai menuntut Ilmu,beliau kembali ke makassar,Goa.namun ia kecewa karena maksiat telah merajalela.ia kemudian pergi ke Banten.di Banten beliau mengobarkan semangat Jihad,kemudian di tangkap oleh Belanda dan dibuang di berbagai tempat hingga akhirnya dibuang ke Afrika Selatan dan meninggal disana tahun 1699 M di usia 73 tahun.
Syekh Yusuf adalah ulama Sufi yang se-aliran dengan Nuruddin dan Abdul Rauf.artinya beliau adalah tokoh yang menganut faham yang memisahkan antara Allah dengan Ciptaan-Nya.



Dengan mengambil acuan dari tokoh-tokoh Islam diatas,maka di dapat gambaran bahwa perseteruan antara faham Wahdatul Wujud dan yang menolaknya tenyata,terus saja terjadi sepanjang sejarah Islam,termasuk di Indonesia.ajaran Al-Hallaj dan Ibnu Araby ini ibarat penyakit dalam tubuh Islam.tokoh-tokoh yang menganut ajaran mereka terus bermunculan,otomatis pertentangan akan terus muncul.karena apa gunanya Syari'at kalau pada akhirnya harus di lupakan,untuk apa Tuhan memberi wahyu tersebut ?..untuk orang-orang yang belum mengerti hakikat ?..mustahil.

Catatan :
Aliran Tasawwuf tidak selalu menganut faham Wahdatul Wujud,seperti contoh diatas,banyak dari aliran tarekat tasawwuf yang masih lurus dalam beragama.

Sejauh manakah pengaruh faham Al-Hallaj dan Ibnu Araby di Indonesia,saya kira sudah terjawab.kondisinya bahwa sebagian besar masyarakat islam Indonesia menganut faham Al-Hallaj dan Ibnu Araby,sebagian yang lain masih setia pada ajaran Syari'at yang ketat,yang merupakan ajaran Rasulullah Muhammad saw.
Kembali harus di ingat,bahwa Rasulullah Muhammad saw,tidak mengajarkan konsep seperti konsep yang di ajarkan Al-Hallaj dan Ibnu Araby…entah apa yang membuat kedua orang ini sampai berani melanggar Syari'at Islam.jelas bahwa Rasulullah saw telah menolaknya dengan hadits berikut :

"BARANGSIAPA MENGADAKAN SESUATU YANG BARU DALAM AGAMA KITA,MAKA IA TERTOLAK " ( HR.BUKHARI ).

"Barangsiapa menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Ditanyakan, "Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan umatmu itu?" Beliau menjawab, "Mengada-adakan amalan bid'ah, lalu melibatkan orang-orang kepadanya." (HR. Daruquthin dari Anas).

Mari kita merenungkan kata-kata Rasulullah saw di atas,siapa tahu ada hikmah yang bisa diperoleh.


Catatan :
Tampaknya bahwa rata-rata tokoh-tokoh Islam di Indonesia banyak yang berguru atau mempelajari ajaran tokoh-tokoh Islam dari Persia,baik itu langusng maupun tidak langsung.
Saya tidak bermaksud melemahkan tokoh-tokoh dari Persia,namun menurut saya,jalur budaya Persia lebih dekat pada budaya Brahmanisme daripada budaya Abrahamik.Persia adalah rumpun bangsa Arya bukan Semit.kondisi ini menurut saya akan berpengaruh pada pemahaman ketuhanan.sebagaimana diketahui bahwa rumpun bagsa Arya sebagian besar menganut faham Polytheis dan Pantheisme.rumpun Arya ini antara lain adalah India dan Persia.ini adalah pembahasan sejarah dalam meluruskan pemahaman,tidak ada unsur sara disini.
Dengan demikian,tidak heran kalau tokoh-tokoh dari Persia membawa Islam dalam faham ketuhanan yang berbeda dari faham Abrahamik.

Contohnya adalah faham Jalaluddin Ar-Rumi,Al-Hallaj dan Ibnu Araby.faham-faham mereka dipengaruhi oleh unsur Pantheisme.bahwa segala yang ada di alam ini tidak lain adalah wujud-wujud Tuhan yang Esa,atau Tuhan ada didalam segala hal,termasuk didalam benda sekalipun.anda bisa membaca faham ini dalam tulisan "Ringkasan Agama".
Adapun tokoh-tokoh Islam yang bukan dari Persia,dan lebih dekat pada rumpun bangsa Semit,saya yakin bahwa mereka bisa membawa faham ketuhanan Islam sesuai dengan jalur Islam,yakni Abrahamik,yang dimulai dari nabi Ibrahim as.faham ketuhanan Abrahamik jelas,bahwa antara Tuhan dan ciptaan sangat berbeda.dari nabi Ibrahim,nabi Musa,nabi Jeremiah dan seterusnya hingga Rasulullah Muhammad saw.ajaran ketuhanan dalam jalur Abrahamik tidak pernah mengajarkan bahwa Tuhan itu ada dimana-mana,Tuhan bisa menyatu / merasuk dengan hamba,Tuhan adalah wujud dari segala yang ada dan sebagainya.faham-faham ini semua berasal dari faham di luar Abrahamik.kemungkinan besar berasal dari faham Brahmanisme.

Apakah ada kemiripan antara tasawuf dengan brahmanisme ?..jika ada ..maka Rasulullah Muhammad saw tidak seperti itu.lingkungan hidup beliau adalah masyarakat Abrahamik,Arab Jahiliyah pagan dan sebagian Masyarakat Yahudi yang sebagian menganut faham Nasrani.jadi faham ketuhanan Rasulullah Muhammad saw bisa dikatakan jauh dari pengaruh faham Brahmanisme.perlu di ingat bahwa Rasulullah Muhammad saw dekat dengan tokoh yang bernama Warakah,Warakah adalah penganut Nasrani / Nestorian yang menolak ketuhanan nabi Isa Al-Masih.dari sini jelas bahwa Rasulullah Muhammad saw jauh lebih dekat pada budaya Semit daripada budaya Arya.mustahil bahwa faham ketuhanan Rasulullah Muhammad saw adalah seperti faham pantheisme. Tuhan yang dimaksud Rasulullah muhammad saw,tidak berbeda dengan Tuhan yang dimaksud oleh warakah dan umat Yahudi pada umumnya.Tuhan Rasulullah Muhammad saw adalah Tuhan nabi Ibrahim as,Tuhan nabi Musa as,Tuhan nabi Jeremiah as,Tuhan nabi Zakariyah as dan Tuhan nabi Isa Al-Masih.Tuhan yang Tunggal,Tuhan yang Maha Suci dari segala yang disifatkan oleh faham-faham seperti Ar-Rumi,Al-Hallaj ,Ibnu Araby,Hamzah Fansuri dan lainya yang sefaham.

( Catatan : anda jangan terpengaruh dengan isu bahwa Rasulullah Muhammad saw,menjiplak Injil dari Warakah untuk di buat Al-Qur'an.ini persepsi yang salah,jika Rasulullah saw sempat belajar dari Warakah,justru dengan mengetahui injil dari Warakah beliau mendapat pengetahuan akan kitab suci.kemudian pada saat beliau menerima wahyu,maka di jelaskan mengenai apa saja yang harus di benahi dalam agama yang merupakan warisan sejak nabi Ibrahim as tersebut.bahwa beliau adalah salah satu utusan seperti nabi Musa as pada kaumnya,nabi Jeremiah pada kaumnya,nabi Isa pada kaumnya,beliau adalah penerus dan penutup dari seluruh nabi dalam jalur agama Abrahamik,yang diharapkan bisa memperbaiki segala kekurangan yang ada dalam kitab-kitab Abrahamik ).

Menjadi jelas bahwa faham pantheisme dalam islam salah satu akarnya adalah  tokoh-tokoh persia,seperti Jalaluddin Ar-Rumi dan lainnya.
Memang bahwa faham pantheisme akan sangat mudah di terima di Indonesia,karena budaya sebelum Islam datang di Indonesia adalah budaya Brahmanisme.dahulu kerajaan-kerajaan Nusantara adalah menganut agama Hindu dan Buddha.sehingga faham-faham seperti yang di ajarkan Ar-Rumi,Al-Hallaj dan Ibnu Araby akan cepat diterima ketimbang faham yang berakar dari faham Abrahamik  yang ketat terhadap aturan syari'at.perhatikan saja,bahwa ajaran islam awal lebih adaptatif terhadap kondisi yang ada.ini ciri budaya brahmanisme.contohnya adalah munculnya hikayat-hikayat islam yang sebenarnya tidak berhubungan dengan islam.hanya di hubung-hubungkan saja.sama seperti cerita Ramayana dan Mahabarata versi Indonesia.

Contoh : Hikayat Sri Rama
Diceritakan bahwa Rawana memiliki kesaktian setelah 12 tahun bertapa di bukit serandib.nabi adam lalu diturunkan dari surga dan mengabulkan do'a Rawana sehingga memiliki kekuasaan yang luar biasa...

Nampak bahwa tidak ada hubungan antara Rawana dan nabi Adam disini.inilah ciri Brahmanisme,lebih mudah menerima unsur dari luar,memang demikian Brahmanisme.perhatikan bahwa tokoh-tokoh Islam awal adalah murid-murid dari guru-guru yang berasal dari Persia.sekali lagi bahwa Persia adalah rumpun budaya Brahmanisme yang berbeda dengan budaya Abrahamik.


Tulisan ini akan disambung pada tulisan lain yang membahas tentang tokoh-tokoh Islam di Tanah Jawa,dimana tokoh-tokoh ini kemudian memiliki pengaruh yang sangat besar di Indonesia sehubungan dengan perkembangan Islam.

Sekian.


Referensi : Sastra Sufistik,Penulis : Bani Sudardi,penerbit : Tiga Serangkai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trims atas komentarnya...